Sifat Calon Ahli Surga

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Allah SWT. masih terus memberikan kita nikmat sehat, iman dan Islam. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kita kekuatan dan kesempatan untuk senantiasa optimal beribadah, apalagi beberapa hari lagi akan datang bulan Ramadhan, momen yang senantiasa kita tunggu-tunggu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Menjelang datangnya Ramadhan ini ada satu hadits yang cukup tepat untuk sama-sama kita renungi dan coba refleksikan dalam kehidupan kita. Rasullah Saw. bersabda:
 عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ثلاث من كن فيه حاسبه الله حساباً يسيراً و أدخله الجنة برحمته قالوا : لمن يا رسول الله ؟ قال : تعطي من حرمك وتعفو عمن ظلمك وتصل من قطعك. رواه الحاكم.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., beliau berkata: Rasulullah Saw. bersabda: tiga perkara yang ketika ada dalam diri seseorang maka Allah SWT. akan menghisabnya dengan hisab yang mudah dan memasukkannya ke dalam Surga dengan rahmatNya. Sahabat bertanya: bagaimana itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab: kamu memberi kepada orang yang menghalangimu, memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu, menyambung tali silaturahmi kepada orang yang memutusnya. (HR. Al-Hakim).
Bahwa tiga perkara yang bisa menjadikan nasib kita baik di Akhirat: pertama, memberi kepada yang tidak pernah memberi atau bahkan yang menghalagi hak kita. Kalau kita memberi kepada orang yang pernah memberi dan berbuat kebaikan kepada kita, secara kebiasaan itu adalah hal yang dianggap lumrah adanya. Lumrah ketika kebaikan dibalas dengan kebaikan. Namun memberi kepada orang yang tidak pernah memberi atau bahkan menghalangi hak kita, inilah sikap yang sangat mulia. Tidak semua kita mampu melakukannya.  
Kedua, memaafkan orang yang pernah menzalimi kita. Sikap ini juga bukan hal yang gampang dilakukan oleh setiap orang. Perlu kekuatan jiwa yang tercermin pada sifat sabar dan membuang dendam serta berharap imbalan dari Allah SWT.  Allah SWT. berfirman: “dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar.  (Fusshilat: 34-35). Dalam ayat lain disebutkan: “maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (Asy Syuraa: 40).
Imbalan yang diberikan Allah SWT. begitu besar sehingga Al-Qur’an menyebutnya dengan keuntungan yang besar. Dan Sifat pemaaf menjadikan seseorang terhormat baik di mata Allah SWT. maupun di mata manusia. Rasulullah Saw. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah:
وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
 “Allah SWT. hanya menambah kemuliaan bagi seseorang sebab memberi maaf”. (HR. Muslim).
Sifat pemaaf tidak menggambarkan kelemahan seseorang, justru sifat tersebut mengisyaratkan kekuatan karakter. Sifat pemaaf yang sebenarnya adalah ketika seseorang mudah memaafkan orang lain tetapi ia mampu untuk membalas. Ia memaafkan dalam kondisi kuat, tidak lemah. Begitulah yang dicontohkan Rasulullah Saw. ketika Fathu Mekah. Setelah Rasul dan para Sahabat memiliki kekuatan di Madinah dan ingin membuka Mekah. Kufar Quraisy Mekah yang seringkali menganiaya dan bahkan berupaya membunuh Rasul Saw. dan para Sahabat merasa panik dan cemas; bahwa Rasul Saw. dan para Sahabat akan membalas dendam. Itulah yang dikatakan oleh Sa’ad bin Ubadah Al-Anshori: “hari ini hari potong daging, hari ini Allah akan menghinakan Quraisy”. Mendengar perkataan itu Rasulullah Saw. langsung meluruskan dan bersabda: “hari ini adalah hari kasih sayang, hari ini Allah memuliakan Quraisy dan mengagungkan Ka’bah”.  
Ketiga, menyambung silaturahmi kepada orang yang memutusnya. Alangkah mulianya sifat ini. Inilah makna hakiki dari seorang yang disebut sebagai al-washil (penyambung tali silaturahmi) oleh Rasulullah Saw. Sabda beliau berbunyi:
ليس الواصل بالمكافئ ولكن الواصل الذى إذا قطعت رحمه وصلها
Bukanlah yang disebut al-washil (orang yang menyambung silaturahmi) itu orang yang membalas kebaikan dengan sepadan, namun ia adalah orang yang menyambung tali silaturahmi yang diputus. (HR. Bukhari).
Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kita kekuatan untuk mampu merealisasikan tiga sifat calon ahli Surga sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Saw. Terkhusus menjelang Ramadhan ini, kita berupaya untuk memperbaiki hubungan sosial kita paling tidak dengan tiga sikap; memberi, memaafkan dan menyambung silaturahmi. Sehingga ketika datang Ramadhan, kondisi kita baik secara hubungan horizontal dan mampu mengoptimalkan hubungan vertikal kepada Allah SWT. Dan semoga pada akhirnya, kita keluar dari madrasah Ramadhan ini dalam kondisi fitri. Amin Ya rabbal ‘Alamin.

Oleh: Ust. Ahmad Yani, MA 
* Sumber : www.ikadi.or.id

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sifat Calon Ahli Surga"

Post a Comment